Minggu ini pelaku pasar akan fokus ke voting anggota parlemen Inggris terhadap draft Brexit yang disusun PM May, Voting dijadwalkan akan berlangsung hari selasa dimana pemerintah diperkirakan akan kehilangan suara dengan selisih yang sangat besar, kekacauan Brexit akan terus berlanjut. Kekalahan PM May akan membuka berbagai pilihan mulai dari mendesak pengunduran diri PM May hingga Pemilu, hal ini membuat Sterling akan cenderung tertekan.
Namun demikian spekulasi penundaan Brexit pecah pada hari Jumat minggu kemarin dengan Perdana Menteri Austria Sebastian Kurz menunjukkan penundaan tanggal Brexit menjadi satu-satunya pilihan jika tidak ada kemajuan kesepakatan Brexit minggu depan di Inggris, selain itu menurut laporan The Guardian, Presiden Dewan Eropa Donald Tusk juga sedang bersiap untuk menawarkan perpanjangan Brexit ke Inggris hingga setidaknya Juli, sambil menunggu permintaan resmi untuk penundaan.
Jika hal ini terjadi sedikit banyak bisa membawa angin segar bagi Pound yang mendapatkan tekanan sebelumnya.
Berikut Jadwal Brexit jangka pendek:
-
Senin : Hari keempat debat anggota parlemen soal draft brexit
-
Selasa 15 Januari : Hari kelima debat diikuti oleh "pemungutan suara" pada kesepakatan draft yang disusun PM May sebelumnya. Jika draft kesepakatan ditolak Theresa May akan mendapatkan tiga hari kerja untuk datang dengan "rencana B".
-
Rabu 16 Januari : PM May kemungkinan akan menuju ke Brussels untuk mencoba mendapatkan konsesi lebih lanjut dari UE
-
Senin 21 Januari : Pemungutan Suara yang Diharapkan pada "Rencana B".
-
Inggris akan meninggalkan UE pada hari Jumat 29 Maret kecuali anggota parlemen memilih untuk menunda atau membatalkan Brexit.
Beberapa kemungkinan yang terjadi terkait voting brexit :
-
Jika Voting hasilnya mayoritas menyetujui draft brexit maka Inggris akan keluar dari Uni Eropa secara resmi tanggal 29 maret dengan mulus atau istilahnya "Soft Brexit" dan hal ini bisa mensupport poundsterling
-
Jika Voting hasilnya mayoritas menolak draft brexit maka 3 hal yang bisa terjadi :
-
PM May diberi kesempatan untuk "Plan B" dan akan kembali bertemu dengan Uni Eropa untuk membahas plan B tersebut
-
Gerakan politik yang akan mendesak PM May untuk mengadakan Pemilu atau mengadakan referendum kedua
-
Exit without deal, atau Inggris tetap keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan, hal ini bisa menimbulkan masalah besar bagi Inggris
Secara Teknikal
Pergerakan GBP/USD secara garis besar masih berada dalam kondisi bearish seiring dengan harga masih berada di bawah trendline turun pada grafik harian. Secara teknikal jika harga masih terus berada di bawah area trendline dan di temukan adanya konfirmasi sinyal jual di area sekitar trendline, hal tersebut membuka kemungkinan pound kembali jatuh turun ke kisaran 1.27154 — 1.24323. Waspadai jika ternyata trendline pecah dengan menembus resistance 1.29986, karena hal tersebut dapat membuka kemungkinan harga bergerak naik ke kisaran 1.31735 —1.33484.
Action About Brexit :
1. Jika trader yang tidak menyukai trading berita, dan menghindari berita-berita besar, Anda bisa Wait n See terlebih dahulu hingga kondisi pasar kembali stabil khususnya untuk trader yang trading pair GBP karena di perkirakan dalam beberapa hari ke depan volatilitas pasar akan meninggi.
2. Volatilitas harga menjelang voting Brexit yang dijadwalkan berlangsung pada 15 sd. 17 Januari 2019 diperkirakan meninggi. Untuk para trader yang masih memiliki posisi terbuka, disarankan memiliki ketahanan dana yang cukup seiring dengan adanya penyesuaian margin requirement untuk pair GBPAUD, GBPCHF,GBPJPY & GBPUSD menjadi US $ 1500 / Lot
3. Jika trader adalah seorang risk taking :
- Jika brexit di sepakati, kemungkinan besar mata uang pound ( GBPUSD ) akan menguat dengan target pertamanya adalah area trendline turun di kisaran 1500 pips dan jika trendline pecah harga bs terbang lebih jauh ke kisaran 1.31735 (3000 pips )
- Jika brexit gagal mencapai kesepakatan, kemungkinan besar mata uang pound akan melemah dengan target 1.27154 — 1.24323 (1000 — 4000 pips )